Rabu, 30 September 2009

MAMA TERSAYANG

Mama Tersayang


Mama tersayang,

Saat ini aku ada di surga, duduk di pangkuan Tuhan. Tuhan sangatlah mengasihiku dan Ia turut menangis bersamaku. Ia menangisi hatiku yang telah dihancurkan. Sebelumnya aku amat diinginkan untuk menjadi seorang gadis kecil.

Aku tak begitu mengerti tentang apa yang telah terjadi. Aku dulu begitu senang diriku saat aku mulai menyadari keberadaanku. Aku ada di dalam tempat yang gelap namun nyaman. Kupandangi jari tangan dan kakiku. Alangkah cantik diriku dalam masa perkembanganku, walaupun belum dekat masanya sampai tibanya saat aku telah siap meninggalkan lingkunganku itu.

Aku habiskan sebagian besar waktuku dengan tidur ataupun berfikir. Bahkan pada hari-hari terawal hidupku, aku merasakan hubungan istimewa antara aku dan Mama. Kadang aku mendengar Mama menangis. Kadang-kadang Mama berteriak atau menjerit, lalu menangis. Kudengar Papa balik berteriak, aku merasa sedih dan berharap bahwa Mama akan segera pulih. Aku berfikir, kenapa kiranya Mama sering menangis. Pernah hampir seharian Mama menangis. Aku turut sedih.

Tak dapat kubayangkan kenapa Mama sesedih itu. Pada hari yang sama, sesuatu yang mengerikan terjadi. Monster yang amat mengerikan memasuki tempat yang hangat dan menyenangkan tempat aku berada. Aku amat takut dan mulai berteriak, namun tak sekalipun engkau mencoba menolongku. Mungkin engkau tak pernah mendengarku.


Monster itu dekat dan lebih dekat lagi, sedang aku berteriak dan berteriak lagi, "Mama, Mama... tolonglah aku; Mama, tolong aku" Lengkaplah teror yang kualami. Aku berteriak dan berteriak hingga kufikir aku tak mampu lagi melakukannya. Lalu monster itu mengoyakkan lenganku. Amat sakit rasanya, nyerinya tak dapat kuterangkan. Teror itu tak berhenti, Oh, betapa aku memohon kepadanya untuk berhenti. Aku berteriak ngeri saat monster itu mengoyak lepas tungkaiku.

Walaupun aku telah mengalami teror seperti itu, aku masih sekarat. Kutahu aku takkan pernah memandang wajah Mama, atau mendengar Mama berkata kepadaku betapa Mama menyayangiku. Aku ingin melenyapkan semua air mata Mama. Kubuat banyak rencana untuk membuat Mama bahagia. Aku tak bisa; seluruh mimpiku telah buyar. Walau aku berada dalam nyeri dan kengerian yang hebat, di atas semuanya aku merasakan nyerinya hatiku yang hancur. Aku tak mengharapkan sesuatu selain menjadi anak Mama.


Tak ada gunanya lagi kini, aku telah mengalami kematian yang menyakitkan. Aku hanya dapat membayangkan hal-hal buruk yang telah mereka buat terhadap diri Mama. Aku ingin memberitahu Mama sebelum aku pergi bahwa aku mencintai Mama, namun aku tak tahu kata-kata apa yang Mama dapat mengerti. Dan segera sesudahnya, aku tak lagi memiliki nafas untuk mengucapkannya; aku mati.

Aku merasakan kebangkitan diriku. Aku dihantar oleh malaikat memasuki tempat besar yang indah. Aku masih menangis, namun sakit fisik kini telah lenyap. Malaikat itu membawaku kepada Tuhan, lalu meletakkanku di pangkuanNya. Ia berkata bahwa Ia mencintaiku, dan bahwa Ia adalah Bapaku. Maka aku gembira. Aku menanyakan apakah kiranya yang telah membunuhku. Ia menjawab, "Aborsi. Aku menyesal, anakKu; sebab Aku tahu bagaimana rasanya." Aku tak tahu apa itu aborsi; kufikir itu adalah nama dari monster tadi.

Aku menulis untuk mengatakan aku mencintai Mama dan untuk memberitahu Mama betapa inginnya aku menjadi gadis kecil Mama. Aku telah berjuang keras untuk hidup. Aku ingin hidup. Aku punya kemauan itu, tapi aku tak sanggup; monster itu terlampau kuat.

Monster itu telah menyedot lepas lengan dan tungkaiku, kemudian seluruh diriku. Tak mungkin untuk hidup. Aku ingin Mama tahu bahwa aku telah berjuang untuk tetap tinggal bersama Mama. Aku tak ingin mati.

Mama, tolong awasi pula si monster aborsi. Mama, aku sayang Mama. Dan aku juga tak suka Mama mengalami nyeri seperti yang telah kualami.


Tolong hati-hati.
Dengan Cinta,

Bayi Perempuanmu

CANGKIR YANG CANTIK

CANGKIR YANG CANTIK
*****************************

Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik.

Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.


Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.


Yak 1 : 2 - 4 "Saudara-saudaraKu, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu MENJADI SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."


Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk anda. Bentukan - bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda.
Berdoalah Sampai Sesuatu Terjadi
[P.U.S.H. = Pray Until Something Happens!!]
Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebua batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari.
Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.
Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat. "Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya. "Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."
Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan. "Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatannku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?' Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian,"Sahabatku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar? Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sahabatku, sekarang akan memindahkan batu itu."
Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya.... Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya.
Ketika segalah sesuatu kelihatan keliru.... lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong)
Ketika pekerjaanmu mulai menurun.... lakukan P.U.S.H.
Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan.... lakukan P.U.S.H.
Ketika uangmu seperti "lenyap" dan tagihan-tagihan mulai harus dibayar.... lakukan P.U.S.H.
P. Pray U. Until S. Something H. Happens PUSH = Pray Until Something HAPPENS!! (Berdoalah sampai sesuatu terjadi)

SEGALA SESUATUNYA INDAH PADA WAKTUNYA...OLEH DIA

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...."

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa Suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau.Untuk itu ia bersyukur kepada Allah, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Allah dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.

Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat , ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Allah yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.

Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Allah. Ia tahu bahwa Allah ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Allah yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila t ida k ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya.Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.

Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan.

Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Allah mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan." Di sana , ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau t ida k setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah. Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-lakiitu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Allah telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anaklaki-laki yang ingin menjadi prajurit itu.

(Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)---------------------

Untuk dapat melihat kehendak Allah digenapkan di dalam hidup anda, andaharus mengikuti Allah dan bukan mengharapkan Allah yang mengikuti anda.(Dave Meyer, Life In The Word, Juni 1997)---------------------

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...." (Pengkotbah 3:11)-----------

Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti,Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri.Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti,Cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu.

RILEKS SEJENAK YA.......

RILEKS SEJENAK YA.......


ALKITABIAH
Suatu hari, seorang istri sedang bersiap menyantap sepiring pisang gorengyang masih panas...
Suami : 'Ma... bagi dong...'

Istri : ' Ada tertulis : janganlah kamu meng-ingini milik orang lain.'

Suami : ' Ada tertulis juga : berilah, maka kamu akan diberi.'

Istri: 'Hai pemalas, pergilah kepada semut dan contohilah lakunya !'

Suami: 'Kasihilah sesamamu manusia...'

Akhirnya, dengan terpaksa sang istri menyerahkan sebuah pisang gorengkepada suaminya...'Nih, pergilah ! dan jangan berbuat dosa lagi !!


Anak Polos
Pada saat Sekolah Minggu, ibu pengajar berkata di depan anak-anak,'Siapayang ingin bertemu Bapa diSurga, angkat tangannya tinggi-tinggi? '

Ibu pengajar tiba-tiba kaget, melihat si Kames tidak mau angkat tangannya,'Loh, Kames kenapa tidak ingin bertemu Bapa di Surga?'Jawab Kames,

'Maaf Ibu guruuuu, tadi mama pesan ama Kames, setelah SekolahMinggu selesai Kames harus lekas pulang, gitu...'

Bukannya tak Tertarik
Selesai kebaktian seorang wanita dengan tersipu-sipu menghadap pendeta.'Pak pendeta, saya mohon maaf karena ketika tadi bapak berkhotbah, suami saya telah berjalan keluar. Saya harap bapak tidak beranggapan dia tak tertarik pada khotbah bapak, tetapi ia memang suka berjalan kalau sedangtidur.'

DOA
Di Kalimantan, ada 2 orang yang sudah bersahabat lama, Andi dan Arman.
Ketika mereka beranjak dewasa, si Andi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib,2 tahun lamanya dia di Jakarta barulah si Andi mudik ke kampung halaman.
Arman yang mengetahui Andi telah sukses di Jakarta mencari Andi .
AkhirnyaAndi berjanji akan mengajak Arman ke Jakarta .
Tak terasa setengah tahun Arman berada di jakarta . Dan Arman pun rindu kampung halamannya.
Tak lama kemudian Arman pulang dengan logat yang kebetawi-betawian.
Si ayah pun bertanya,

Ayah: 'Bagaimana kamu di Jakarta , nak?'

Arman: 'Senang, beh!'

Ayah: 'Kamu kerja apa di Jakarta ?'

Arman: 'Banyak, beh.... Yaah, jadi guru agama, pembina iman. Yaah pokoknya banyak deh, beh!'

Ayah: 'Kalo begitu, nanti malam sebelum makan kamu mimpin doa ya !

Pada saat makan malam Arman pun memulai doanya,

'Babe gue yang ada di surge, Surge lu punye, bumi lu punye, Gue ape dong,Tapi nggak apalah, Amin ye!'

Semua anggota keluarga: '????!!!...'


GARA-GARA LILIN
Ny. O'Reilly yang sedang berjalan, berpapasan dengan Pastur O'Flannagan.

Pastur berkata, ' Hai Ny . O'Reilly .... bagaimana kabar suami anda?Bukankah saya yang menikahkan anda berdua kira-kira lima tahun yanglalu?'

'Ya, memang andalah yang menikahkan kami, Pastur', jawab Ny. O'Reilly.

Lalu Pastur bertanya lagi, 'Berapa anak anda sekarang?''Oh ... belum ada Pastur, kami belum mempunyai anak satupun.''

"Baiklah, minggu depan aku akan pergi ke Roma, di sana aku akan berdoa dan menyalakan sebuah lilin untukmu', kata Pastur.

Bertahun-tahun kemudian, mereka bertemu lagi di jalan dan Pasturbertanya,'Ny. O'Reilly apakah anda sudah mempunyai anak?

''Oh sudah Pastur, saya mempunyai tiga pasang anak kembar, dan 4 orang anak yang tidak kembar, jadi semuanya ada sepuluh orang.' jawab Ny. O'Reilly.

Lalu Pastur berkata,'Wow, bukankah itu sangat luar biasa!! Lalu bagaimana keadaan suamimu?

''Dia sedang pergi ke Roma', jawab Ny. O'Reilly'

Ke Roma??? Ada urusan apa dia berangkat ke Roma?', tanya Pastur.'Mematikan lilin yang Pastur nyalakan.' Jawab Ny . O'Reilly.


GARAM DUNIA
Budi adalah seorang murid Sekolah Minggu dari suatu gereja.
Walaupun ibunya belum mengenal Tuhan Yesus , ia tidak pernah melarang Budi untuk pergike Sekolah Minggu.

Pada suatu hari Minggu, sesampainya Budi di rumah, ibunya bertanya,'Pelajaran apa yang kamu dapatkan di Sekolah Minggu tadi pagi?'

Budi dengan semangat menjawab, 'Tadi pagi guru Sekolah Minggu saya, IbuMeliati bersama dengan asistennya Ibu Hartatik, mengajarkan saya untukmenjadi garam bagi dunia ini.'

Ibunya terkejut dan berkata, 'Weee lhadalah Nak, kamu mau jadi garam?Jangankecewakan Ibu, Nak! Ibu maunya kamu tuh jadi dokter atau insinyur!'

BAPTIS
Anda tahu jaman dulu orang kalau dibaptis kan di pinggir kali.
Satu pagi hari ada acara pembaptisan. ... pendetanya ngerendem sampai pinggang. Jemaat yang mau dibaptisnya ngantri di pinggir sungai tsb. Tiba" lewat seorang yang mabok... sambil sempoyongan dia melihat banyak orang antri di pinggir sungai...
Dia terus ikut ngantri....Sampai tiba giliran dia, dia masuk ke sungai sebatas pinggang, berikut ini percakapan yang terjadi.

Pendeta memegang kepalanya dan menenggelamkan si orang mabuk tersebut lalu mengangkat dan bertanya:
Apakah anda sudah menemukan Yesus anakku?

Orang Mabuk: Belum.

Pendeta bingung... terus menenggelamkan siorang mabuk sekali lagi terusnanya lagi: Apakah anda sudah menemukan Yesus anakku?

Orang Mabuk: Belum.

Pendeta tambah bingung plus sedikit kesel, dia tenggelamin lagi sekalilagi... kali ini rada lamaan... dua menit penuh... terus dia nanya lagi:APAKAH ANDA SUDAH MENEMUKAN YESUS ANAKKU?

Orang mabuk: (sambil gelagepan) Belum.... Anda yakin dia tenggelamnya didaerah sini???


ORANG PELIT
Dua anak Sekolah Minggu sedang bercakap-cakap.

Samuel : 'Coba terka, orang seperti apa yang paling banyak masuk neraka, apakah pencuri, pembunuh atau orang pelit?'

Natanael: 'Tentu saja pencuri dan pembunuh! Karena yang satu mengambilhartaorang sedangkan yang lain mengambil nyawa orang.'

Samuel : 'Kata papa-ku orang pelit yang paling banyak masuk neraka!'

Natanael: 'Ach, masa iya ... ??? Apa dosanya, khan itu hartanya sendiri,suka-suka donk!'

Samuel : 'Nah, itulah...! Saking pelitnya maka ketika Tuhan Yesus mau minta dosanya untuk dibuang ke tubir laut yang paling dalam, dia nggak ngasih!'

TIDAK BOLEH MINTA BANTUAN
'Iis, sebelum mengerjakan tes, jangan lupa berdoa dahulu,' nasihat ibupadasuatu malam.

'Baik, Bu. Tetapi mengapa aku harus berdoa?' tanya Iis.

Ya untuk minta bantuan Tuhan agar kamu dapat mengerjakannya sehinggamendapat nilai yang bagus,' jawab sang ibu sambil membelai lembut rambutputri kesayangannya.

Ternyata hasil tes Iis jelek.

'Iis, mengapa nilai tesmu jelek?' tanya ibunya.'Apa engkau tidak berdoa?''

Tidak, Bu, karena dilarang oleh Pak Guru.''Masa sih, Pak Guru melarangmu seperti itu?''Ya, Bu. Kalau tes, kita tidak boleh minta bantuan siapa pun. Jadi, akutidak berdoa dan minta bantuan kepada Tuhan,' jawab Iis polos.


Senyum dikit donkkkkk..... HAVE A NICE DAY!!! GOD BLESS U!!

BILA HARI ESOK ITU TIDAK ADA

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak.
Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya.
Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu seorang gadis yang cantik dan baik. Gadis ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar.

Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya. " Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya.

Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.

Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasidengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii , New Zealand , dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut.

Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu....." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya

Makna dari Cerita ini :
Ini adalah renungan... Waktu itu nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.Jangan tunda kirim email ini ke sahabat-sahabat anda..... Atau.... masih ada hari esok ??.......

MATI SAAT LIBURAN

MATI SAAT LIBURAN

Saat berlibur di Yerusalem, ibu mertua George meninggal.

Dengan membawa sertifikat kematian, George pergi ke kantor konsulat
Amerika untuk mengatur pengiriman mayat ke Amerika agar dapat
dimakamkan dengan layak.

Sang konsulat mengatakan bahwa mengirim jasad ke Amerika itu sangat
mahal, sekitar lima ribu dolar. Kebanyakan orang memilih untuk
menguburkan orang yang mereka kenal di sini karena hanya membutuhkan
biaya 150 dolar.

George berpikir sesaat dan menjawab, "Aku tidak penduli berapa yang
harus aku bayar untuk mengirim jasadnya kembali ke Amerika, aku ingin
melakukannya."

Setelah mendengarnya, si konsulat berkata, "Anda pasti sangat
mencintai ibu mertua Anda karena mau melakukan hal ini."

"Bukan, bukan karena itu," kata George. "Begini, aku tahu
bertahun-tahun yang lalu ada Seseorang yang dikubur di Yerusalem. Pada
hari ketiga, ia bangkit dari kematian!"

"Aku tidak mau mengambil risiko untuk itu."

Selasa, 29 September 2009

SEBUAH RUANGAN

Sebuah Ruangan

Cerita di bawah ini tentang Brian Moore yang berusia 17 tahun, ditulis olehnya sebagai tugas sekolah. Pokok bahasannya tentang SORGA seperti apa.
"Aku membuat merekaterperangah," kata Brian kepada ayahnya, Bruce. "Cerita itu bikin heboh. Tulisan ituseperti sebuah bom saja.Itulah yang terbaik yang pernah aku tulis."

Dan itu juga merupakan tulisannya yang terakhir.Orangtua Brian telah melupakan esai yang ditulis Brian ini sampai seorang saudara sepupu menemukannya ketika ia membersihkan kotak loker milik remaja itu di SMA Teays Valley,Pickaway County , Ohio .Brian baru saja meninggal beberapa jam yang lalu, namun orangtuanya mati-matian mencari setiap barang peninggalan Brian: surat-surat dari teman-teman sekolah dangurunya,dan PR-nya.

Hanya dua bulan sebelumnya, ia telah menulis sebuah esai tentang pertemuannya dengan Tuhan Yesus di suatu ruang arsip yang penuh kartu-kartu yang isinya memerinci setiap saat dalam kehidupan remaja itu.Tetapi baru setelah kematian Brian, Bruce dan Beth, mengetahui bahwaanaknya telah menerangkan pandangannya tentang sorga. Tulisan itu menimbulkan suatu dampak besar sehingga orang-orang ingin membagikannya."Anda merasa seperti ada di sana ," kata pak Bruce Moore.

Brian meninggalpada tanggal 27 Mei, 1997, satu hari setelah Hari Pahlawan Amerika Serikat. Ia sedang mengendarai mobilnya pulang ke rumah dari rumah seorang teman ketika mobil itu keluar jalur Jalan Bulen Piercedi Pickaway County dan menabrak suatu tiang. Ia keluar dari mobilnya yang ringsek tanpa cedera namun ia menginjak kabel listrik bawah tanah dan kesetrum. Keluarga Moore membingkai satu salinan esai yang ditulis Brian dan menggantungkannya pada dinding di ruang keluarga mereka.

"Aku pikir Tuhan telah memakai Brian untuk menjelaskan suatu hal.Aku kira kita harus menemukan makna dari tulisan itu dan memetik manfaat darinya," kata Nyonya Beth Moore tentang esai itu. Nyonya Moore dan suaminya ingin membagikan penglihatan anak mereka tentang kehidupan setelah kematian."Aku bahagia karena Brian. Aku tahu dia telah ada di sorga. Aku tahu aku akan bertemu lagi dengannya."

Inilah esai Brian yang berjudul "RUANGAN".Di antara sadar dan mimpi, aku menemukan diriku di sebuah ruangan. Tidak ada ciri yang mencolok di dalam ruangan ini kecuali dindingnya penuh dengan kartu-kartu arsip yang kecil. Kartu-kartu arsip itu seperti yang ada di perpustakaan yang isinya memuatjudul buku menurut pengarangnya atau topik buku menurut abjad.Tetapi arsip-arsip ini, yang membentang dari dasar lantai ke atas sampaikelangit-langit dan nampaknya tidak ada habis-habisnya di sekeliling dinding itu, memiliki judul yangberbeda-beda. Pada saat aku mendekati dinding arsip ini, arsip yang pertama kali menarikperhatianku berjudul"Cewek-cewek yang Aku Suka".

Aku mulai membuka arsip itu dan membukakartu-kartu itu. Aku cepat-cepat menutupnya, karena terkejut melihat semua nama-nama yangtertulis di dalam arsip itu.Dan tanpa diberitahu siapapun, aku segera menyadari dengan pasti aku ada dimana.Ruangan tanpa kehidupan ini dengan kartu-kartu arsip yang kecil-kecil merupakan sistem katalog bagi garis besar kehidupanku.

Di sini tertulis tindakan-tindakan setiap saat dalam kehidupanku, besar atau kecil,dengan rincian yang tidak dapat dibandingkan dengan daya ingatku. Dengan perasaan kagum dan ingin tahu,digabungkan dengan rasa ngeri, berkecamuk di dalam diriku ketika aku mulai membuka kartu-kartu arsip itu secara acak, menyelidiki isi arsip ini. Beberapa arsip membawa sukacita dan kenangan yang manis; yang lainnya membuat aku malu dan menyesal sedemikian hebat sehingga aku melirik lewat bahu aku apakah ada orang lain yang melihat arsip ini.

Arsip berjudul "Teman-Teman" ada di sebelah arsip yang bertanda"Teman-teman yang Aku Khianati". Judul arsip-arsip itu berkisar dari hal-hal biasa yang membosankan sampai hal-hal yang aneh."Buku-buku Yang Aku Telah Baca". "Dusta-dusta yang Aku Katakan"."Penghiburan yang Aku Berikan"."Lelucon yang Aku Tertawakan".

Beberapa judul ada yang sangat tepat menjelaskan kekonyolannya:"Makian Buat Saudara-saudaraku".Arsip lain memuat judul yang sama sekali tak membuat aku tertawa:"Hal-hal yang Aku Perbuat dalam Kemarahanku.","Gerutuanku terhadap Orangtuaku". Aku tak pernah berhenti dikejut kanolehisi arsip-arsip ini. Seringkali di sana ada lebih banyak lagi kartu arsip tentang suatu hal daripada yang aku bayangkan.

Kadang-kadang ada yang lebih sedikit dari yang aku harapkan. Aku terpana melihat seluruh isi kehidupanku yang telah aku jalani seperti yang direkam di dalam arsip ini. Mungkinkah aku memiliki waktu untuk mengisi masing-masing arsip ini yang berjumlah ribuan bahkan jutaan kartu? Namun setiap kartu arsip itu menegaskan kenyataan itu. Setiap kartu itu tertulis dengan tulisan tanganku sendiri.

Setiap kartu itu ditanda-tangani dengan tanda tanganku sendiri.Ketika aku menarik kartu arsip bertanda "Pertunjukan-pertunjukan TV yangAkuTonton",aku menyadari bahwa arsip ini semakin bertambah memuat isinya. Kartu-kartu arsip tentang acara TV yang kutonton itu disusun dengan padat, dan setelah dua atau tiga yard, aku tak dapat menemukan ujung arsip itu.Aku menutupnya, merasa malu, bukan karena kualitas tontonan TV itu, tetapi karena betapa banyaknya waktu yang telah aku habiskan di depan TV seperti yang ditunjukkan didalam arsip ini.

Ketika aku sampai pada arsip yang bertanda "Pikiran-Pikiran yangNgeres",aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Aku menarik arsip ini hanya satu inci, tak mau melihat seberapa banyak isinya, dan menarik sebuah kartu arsip. Aku terperangah melihat isinya yang lengkap dan persis. Aku merasa mual mengetahui bahwa ada saat di hidupku yang pernah memikirkan hal-hal kotor seperti yang dicatat di kartu itu. Aku merasa marah. Satu pikiran menguasai otakku:
Tak ada seorangpun yang boleh melihat isi kartu-kartu arsip in!Tak ada seorangpun yang boleh memasuki ruangan ini! Aku harus menghancurka narsip-arsip ini! Dengan mengamuk bagai orang gila aku mengacak-acak dan melemparkan kartu-kartu arsip ini.Tak peduli berapa banyaknya kartu arsip ini, aku harus mengosongkannya dan membakarnya.

Namun pada saat aku mengambil dan menaruhnya di suatu sisi dan menumpuknyadi lantai, aku tak dapat menghancurkan satu kartupun. Aku mulai menjadi putus asa dan menarik sebuah kartu arsip, hanya mendapati bahwa kartu itu sekuat baja ketika aku mencoba merobeknya. Merasa kalah dan tak berdaya, aku mengembalikan kartu arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan kepalaku di dinding, aku mengeluarkan keluhan panjang yang mengasihani diri sendiri. Dan kemudian aku melihatnya.

Kartu itu berjudul "Orang-orang yang Pernah Aku Bagikan Injil".Kotak arsip ini lebih bercahaya dibandingkan kotak arsip di sekitarnya, lebih baru, dan hampir kosong isinya. Aku tarik kotak arsip ini dan sangat pendek,tidak lebih dari tiga inci panjangnya.Aku dapat menghitung jumlah kartu-kartu itu dengan jari di satu tangan. Dan kemudian mengalirlah air mataku. Aku mulai menangis. Sesenggukan begitu dalam sehingga sampai terasa sakit.Rasa sakit itu menjalar dari dalam perutku dan mengguncang seluruh tubuhku.Aku jatuh tersungkur, berlutut, dan menangis. Aku menangis karena malu, dikuasai perasaan yang memalukan karena perbuatanku.

Jajaran kotak arsip ini membayang di antara air mataku.Tak ada seorangpun yang boleh melihat ruangan ini, tak seorangpun boleh.Aku harus mengunci ruangan ini dan menyembunyikan kuncinya.Namun ketika aku menghapus air mata ini, aku melihat Dia. Oh, jangan! Jangan Dia! Jangan di sini. Oh, yang lain boleh asalkan janganYesus! Aku memandang tanpa daya ketika Ia mulai membuka arsip-arsip itu danmembaca kartu-kartunya. Aku tak tahan melihat bagaimana reaksi-Nya. Dan pada saat aku memberanikan diri memandang wajah-Nya,aku melihat dukacita yang lebih dalam dari pada dukacitaku. Ia nampaknya dengan intuisi yang kuat mendapati kotak-kotak arsip yangpaling buruk.

Mengapa Ia harus membaca setiap arsip ini? Akhirnya Ia berbalik dan memandangku dari seberang di ruangan itu.Ia memandangku dengan rasa iba di mata-Nya. Namun itu rasa iba, bukan rasa marah terhadapku.Aku menundukkan kepalaku, menutupi wajahku dengan tanganku, dan mulai menangis lagi. Ia berjalan mendekat dan merangkulku. Ia seharusnya dapat mengatakan banyak hal.Namun Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya menangis bersamaku.

Kemudian Ia berdiri dan berjalan kembali ke arah dinding arsip-arsip.Mulai dari ujung yang satu di ruangan itu, Ia mengambil satu arsip dan,satudemi satu, mulai menandatangani nama-Nya di atas tanda tanganku pada masing-masingkartu arsip."Jangan!" seruku bergegas ke arah-Nya. Apa yang dapat aku katakanhanyalah"Jangan, jangan!"ketika aku merebut kartu itu dari tangan-Nya. Nama-Nya jangan sampai ada dikartu-kartu arsip itu. Namun demikian tanpa dapat kucegah, tertulis di semua kartu itu nama-Nya dengan tinta merah, begitu jelas, dan begitu hidup. Nama Yesus menutupi namaku. Kartu itu ditulisi dengan darah Yesus! Ia dengan lembut mengambil kembali kartu-kartu arsip yang aku rebut tadi. Iatersenyum dengan sedih dan mulai menandatangani kartu-kartu itu. Aku kira aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia melakukannya dengan demikian cepat, namun kemudian segera menyelesaikan kartu terakhirdan berjalan mendekatiku.

Ia menaruh tangan-Nya di pundakku dan berkata,"Sudah selesai!"Aku bangkit berdiri, dan Ia menuntunku ke luar ruangan itu. Tidak ada kunci di pintu ruangan itu.Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis dalam sisa kehidupanku.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Jika Yesus Begitu Mengasihi Mu mengapa kamu Tak Mau mengasihi Nya?????????
Jika Yesus Mau Menangis Untuk Mu mengapa kamu sendiri tak mau menangisi dirimu sendiri !!!!!


God bless Us
Ini cerita yang dikirim oleh seorang teman melalui email...bukanlah cerita tentang teman saya tetapi tentang temannya teman saya, disini saya hanya ingin menceritakan kembali............. .

Very touching…

MELAYAT KE RUMAH SAHABAT

Pagi tadi (pukul 10.00, tgl 17 Juli'08), saya & beberapa rekan kantor melayat salah seorang sahabat kami yg bekerja sbg seorang Marketing di bahan bantu produk kami. Namanya Pak Andre. Saya sebenarnya baru beberapa bulan ini mengenal dirinya. Tapi perkenalan kami cukup mendalam. Rasanya saya sudah mengenal dirinya bertahun-tahun. Kami sudah bisa langsung akrab & berkelakar bak sahabat lama.

Di rumah beliau yang cukup mewah di kawasan elit Cimahi, Jabar, kami bertemu dengan istri beliau - masih sangat muda, belum sampai 40 tahun - & 2 anak mereka. Yang sulung baru juga kelas 1 SMA. Pak Andre sendiri baru berusia 42 tahun.Dari cerita istrinya, kami baru mengetahui bahwa Pak Andre meninggal kemarin sore, pukul 16.00. Saat itu dia melihat tali sepatunya lepas. Dia membungkuk untuk memperbaikinya. Tiba-tiba pandangannya kabur, & terjatuh. Tidak lama, ke tika ditolong teman-temannya, dia sudah meninggal.

Sebegitu mudahnya dia meninggal. Menengok masa lalunya - yang dituturkan oleh kakak beliau - Pak Andre adalah pekerja yang sangat gigih & giat. Lokasi kerjanya yang jauh dari rumah (di daerah Soreang, sekitar 1.5 jam dari rumahnya, kalau tidak macet), mengharuskan dia berangkat sangat awal ke kantor. Walau jam kantornya pukul 09.00, dia sudah harus berangkat dari rumah pukul 06.00 untuk menghindari kemacetan. Usai jam kerja pukul 17.00, dia masih rajin menyambangi kantor-kantor koleganya yg ada di arah pulang, menanyakan order. Sampai rumah, biasanya sudah pukul 21.00. Beliau pun jarang olah raga, jarang bermain dengan keluarga, & jarang beristirahat.

Yang dia pikirkan adalah kerja & kerja, & bagaimana membesarkan omzet. Bahkan di hari libur pun, beliau sering mampir ke pabrik, memeriksa dan follow up order. Makan tidak teratur & jarang minum, membuat beliau mengalami gangguan ginjal, diabetes, & jantung. Tekanan darah pun tidak stabil karena beliau sering stres & kurang istirahat. Seminggu sebelum beliau meninggal, tubuhnya sudah sangat kelelahan. Istrinya meminta dia mengambil cuti 1 minggu. Tapi dia tidak mau. Yg dia pikirkan adalah omzet, omzet, & omzet. Kerja, kerja, & kerja.

Pokoknya totalitas hidupnya untuk kerja & omzet. Puncaknya adalah kemarin, tanggal 16 Juli, ke tika tubuhnya sudah tidak mampu lagi menahan beban berat, dia tersungkur saat akan membetulkan tali sepatu di depan kantornya. Dia punya rumah mewah. Harta yang besar. Keluarga yang baik. Tapi semuanya tidak bisa ia nikmati karena dia telah menetapkan tujuan hidupnya : hidup adalah utk bekerja & mencari omzet. Lalu setelah semuanya didapat, buat apa?


Kini dia tertidur kaku di liang lahat, meninggalkan kepedihan mendalam keluarganya, sahabatnya, & rekan2 sekerjanya. Tidak ada lagi yang bisa dia berikan selain kenangan.

RENUNGAN :
Apa prioritas hidupmu hari ini? Kerja & omzet? Jika itu sudah kau dapat, lalu ? Bagaimana jika di satu hari Tuhan dengan mudahnya mencabut hidupmu. Apa tidak jadi sia-sia apa yang sudah kau raih?
Lihatlah bahwa ada hal lain yang jauh lebih berharga : keluargamu, sahabatmu, & hidupmu sendiri. Engkau boleh mencintai pekerjaanmu, tapi jangan biarkan pekerjaan menguasai dirimu. Selama Tuhan memberimu kesempatan, luangkan waktu untuk lebih mencintai keluarga & dirimu sendiri. Dan luangkanlah waktu untuk Tuhan. Karena Dialah, kau ada.

MEREKA jauh lebih berharga daripada emas dan perak di muka bumi ini. Benar apa yang dikatakan sebuah lagu...."ku tak membawa apapun juga saat ku datang ke dunia, ku tinggal semua pada akhirnya saat ku kembali padaNya..."

ARTI LAIN SEBUAH PERKAWINAN

ARTI LAIN SEBUAH PERKAWINAN

Sebuah kado bagi yang telah menikah: Semoga mensyukuri kehidupan pernikahan>

Menjelang istirahat suatu kursus pelatihan, sang pengajar mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan. 'Siapakah orang yang paling penting dalam hidup Anda?'
Pengajar meminta bantuan seorang peserta maju ke depan kelas. " Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini"
Peserta perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis. Ada nama tetangga, teman sekantor, saudara, orang-orang terkasih dan lainnya.

Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak penting. Lalu siswi itu mencoret satu nama, tetangganya. Selanjutnya pengajar itu menyilakan lagi siswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan siswi itu pun melakukannya, sekarang ia mencoret nama teman sekantornya. Begitu seterusnya.

Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orangtuanya, nama suami serta nama anaknya. Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua peserta pelatihan mengalihkan pandangan ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh pengajar itu. Ataukah, selesai sudah tak ada lagi yang harus dipilih.

Namun dikeheningan kelas sang pengajar berkata : "Coret satu lagi !!" Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama. Nama orang tuanya. "Silakan coret satu lagi !" Tampak siswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi-tinggi dan mencoret nama yang teratas dia tulis sebelumnya. Nama anaknya. Seketika itupun pecah isak tangis di kelas.

Setelah suasana sedikit tenang, pengajar itu lalu bertanya : "Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan> membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicarilagi. Mengapa Anda memilih sosok suami sebagai orang yang paling penting dan sulit dipisahkan?"

Semua mata tertuju pada siswi yang masih berada di depan kelas. Menunggu apa yang hendak dikatakannya. " Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anakpun demikian. Jika ia telah dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya. " ............ ......... ......... ......... ..... Kehidupan itu bagaikan bawang bombay .

Ketika di kupas selapis demi selapis, akan habis. Dan adakalanya kita dibuat menangis.

KISAH CINTA........

KISAH CINTA.......


Siapkan tissue sebelum baca ya....

Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia. Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya. 50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin ....

Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak....

Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua.....Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.

Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka. Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan is berulang-kali bertanya,"Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab, "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik". Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun. Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu. Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, "Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.

"Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai akan meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?" Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya. Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly. Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan "anak tangga cinta" itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.

TENTANG BUNDA MARIA

Renungan dari sebuah perjalanan (Perdebatan tentang Maria)
By : Romo Yohanes Gani

Suatu hari saya naik bis dari Surabaya menuju ke Malang.

Saat itu saya sangat mengantuk, sebab baru selesai memberi rekoleksi pada murid-murid sebuah SMA swasta di Prigen. Pada malam terakhir rekoleksi, anak-anak tidak mau tidur pada jamnya. Mereka ingin begadang sambil mengobrol berbagai macam topik.

Saya pikir ini adalah kesempatan untuk memasukkan ajaran Gereja secara lebih mendalam, sebab menjawab berbagai macam pertanyaan kongkrit tentang masalah remaja. Maka dengan makan kacang dan kue-kue yang mereka bawa, kami ngobrol sampai nyaris pagi.Ketika naik bis, saya berharap bisa langsung tidur. Kebetulan ada tempat kosong, maka langsung saya duduk dengan harapan tidak akan ada orang yang duduk di sebelah saya. Apalagi orang yang ingin mengajak ngobrol. Saya ingin segera memejamkan mata.

Tapi, beberapa saat sebelum bis berangkat, seorang bapak duduk di sebelah saya.Bapak ini berpakaian sangat rapi. Baju putih lengan panjang, dipadu dengan celana coklat kehitaman. Sebuah tas yang cukup bagus ada dalam genggamannya. Usia bapak ini kira-kira 50 tahun. Saya menduga dia seorang eksekutif atau pegawai yang telah punya kedudukan lumayan. Pendek kata penampilannya jauh sangat rapi dan perlente, sangat berbeda dengan saya yang hanya memakai blue jeans, kaos oblong dan bersandal jepit. S

etelah melirik sejenak padanya, saya bersiap memejamkan mata, sebab pria di sebelah saya tampaknya juga tidak ingin diganggu. Dia mulai membaca koran yang dibawanya."Koran kok isinya hanya tentang kekerasan," katanya seperti mengeluh."Apakah sudah tidak ada kasih di dunia ini?" tanyanya pada saya. Sebagai basa-basi saya hanya tersenyum. Saya malas untuk menjawab, sebab mata sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Apakah mahasiswa itu tidak bosan mengadakan demonstrasi?" tanyanya lagi. Sekali lagi saya hanya tersenyum.

"Adik ini kuliah atau sudah kerja?" Mau tidak mau saya harus menjawab pertanyaan ini."Saya masih kuliah, Pak," jawab saya singkat.

"Dimana?" tanyanya mendesak."Malang," jawab saya singkat lagi. Saya berharap orang itu tidak bertanya-tanya lagi. Orang itu mengangguk-anggukkan kepalanya.Ternyata dia tidak berhenti bicara. Dia bicara lagi yang isinya nasehat-nasehat agar saya tidak ikut-ikutan demonstrasi dan melakukan kejahatan. Saya terpaksa mendengarkan dan sebentar-sebentar menganggukkan kepala menyetujui semua pendapatnya. Dengan harapan dia merasa puas. Tampaknya dia pun senang melihat saya setuju dengan pendapatnya.

Sesaat bapak itu diam, tiba-tiba dia bertanya lagi.

"Maaf dik, kalau boleh tahu adik ini beragama apa?"

"Katolik."

"Oh... Katolik," serunya dengan menatapku lebih seksama.

"Kalau saya seorang gembala jemaat Kristen." Dia lalu mengulurkan tangannya.

Saya pun menjabat uluran tangannya."Dik, maaf ya," katanya setelah berhenti sejenak."Mengapa orang Katolik memuja Maria?"

"Entahlah, Pak," jawab saya seenaknya saja.

"Apa adik tidak pernah berdoa pada Maria?"

"Sering."

"Mengapa berdoa saja harus berbelit-belit. Melalui birokrasi yang panjang."

"Maksud bapak?" tanya saya bodoh.

"Kan seharusnya orang berdoa langsung saja pada Yesus, mengapa harus melalui Maria baru ke Yesus?" tanyanya mempertegas.

Sebetulnya saya enggan berdiskusi soal iman seperti ini, sebab biasanya diskusi seperti ini tidak menemukan kata akhir. Semua akan bertahan pada pendapatnya dan hanya mencari pembenaran bagi apa yang diyakininya. Bagi saya iman itu tidak perlu didiskusikan. Iman itu dijalani, diaktualisasikan dalam hidup. Selain itu, percuma saya berbicara tentang Maria, kalau orang yang saya ajak bicara sudah tidak percaya bahkan menolak peran Maria.

"Ya memang orang Katolik bodoh," jawab saya seenaknya. Saya berharap bapak ini puas dan tidak tanya-tanya lagi. Tapi dugaan saya salah. Bapak ini seperti mendapat angin. Dia semakin bersemangat untuk menjelekkan Maria. Dia mencoba meyakinkan saya bahwa ajaran Katolik salah. Lama-lama saya jengkel juga mendengar bapak ini dengan seenaknya menjelekkan Maria.

"Pak," kata saya tenang.
"Apakah di Gereja bapak ada kebiasaan, misalnya ada jemaat yang sakit, lalu dia meminta tolong agar pendeta mendoakannya?"

"Ada," jawabnya cepat, "jika ada jemaat saya yang sakit, maka saya dengan beberapa jemaat mengunjunginya. Lalu kami berdoa mohon kesembuhan baginya."

"Misalnya, Pak," tanya saya mencoba mencari ketegasan, "jika saya adalah salah satu jemaat bapak, bolehkah saya mengatakan, 'Pak Pendeta, tolong doakan saya, sebab saya sedang dalam kesulitan.'.""Ya... ya... bisa saja," jawabnya dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Saya tersenyum. Jebakan yang saya buat ternyata cukup bagus, sehingga bapak tua ini masuk dalam perangkap.

"Pak," kata saya perlahan, tapi tegas, "jemaat bapak jauh lebih tolol dari pada umat Katolik!"

Bapak di samping saya itu tampak terkejut dan marah.

"Seandainya Yesus duduk di depan sana," kata saya cepat dengan menunjuk pada sopir,
"lalu bapak datang dengan membawa permohonan dari jemaat bapak dan Maria juga datang dengan membawa permohonan saya. Permohonan siapakah kira-kira yang akan dikabulkan oleh Yesus? Apakah permohonan bapak? Apakah bapak lebih hebat dari ibuNya?"

Bapak di sebelah saya itu semakin tampak jengkel dengan perkataan saya.Tapi sebelum dia bicara langsung saya cecar dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

"Siapakah yang memaksa Yesus untuk membuat mujijat di Kana? Maria, Pak! Siapakah yang setia pada Yesus sampai di bawah kaki salib? Maria, Pak!" kata saya dengan nada yang semakin meninggi, "tapi siapakah yang menyalibkan Yesus? Para imam-imam kepala, kaum Farisi dan ahli-ahli kitab, Pak! Saya rasa kalau kejadian itu terjadi saat ini, mungkin bapak adalah salah satu yang ikut mengadili dan memfitnah Yesus agar dia disalibkan!"

Saya lihat wajah bapak itu memerah, entah marah atau malu saya tidak tahu. Tapi setelah itu dia diam tidak bertanya-tanya lagi. Apalagi menjelekkan Maria. Saya bisa tidur dengan tenang sampai Malang. Untung bapak itu tidak tahu bahwa saya juga seorang imam.Maka berdoalah melalui Maria, sebab dia adalah ibu yang baik yang akan membawa permohonan-permohonan kita pada Yesus, putranya.

HANYA DUA KATA

HANYA DUA KATA

Pada suatu masa, tersebutlah sebuah biara yang sangat keras. Selain menjalani kehidupan mati raga, para pendeta itu juga sama sekali tak boleh bicara. Untuk aturan ini,
hanya ada satu pengecualian. Setiap 10 tahun, para pendeta itu diizinkan bicara hanya 2 kata. Sesudah mencapai 10 tahun pertama hidup di biara, seorang pendeta mendatangi kepala pendeta.

"Anda sudah 10 tahun disini," kata kepala biara.
"Apa dua patah kata yang ingin anda ucapkan?" tanyanya.
"Kasur....keras," kata pendeta itu.
"Oh, begitu," jawab kepala pendeta itu. Sepuluh tahun kemudian, pendeta itu kembali menghadap kepala pendeta.
"Anda sudah menghabiskan 10 tahun lagi di biara ini. Apa dua patah kata yang ingin anda ucapkan?" tanyanya.
"Makanan....hambar," kata pendeta itu.
"Oh, begitu, sahut kepala pendeta itu. Lalu 10 tahun kembali berlalu dan pendeta itu kembali menghadap kepala pendeta.
"Apa dua patah kata yang ingin anda ucapkan sesudah 10 tahun ini?" tanyanya.
"Saya...berhenti!" kata pendeta itu.
"Ya, saya tahu sebabnya," jawab kepala pendeta itu.
"Semua yang anda lakukan hanya mengeluh dan mengeluh saja."

MORAL CERITA:
· Kita tak akan pernah bisa berhasil atau meraih sesuatu jika yang kita lakukan hanya mengeluh dan mengeluh saja. Sesudah 30 tahun, pendeta itu ternyata tidak belajar apapun.
· Hidup adalah pilihan. Kita bisa memilih fokus pada aspek- aspek positif dari hidup kita atau terus memikirkan hal-hal yang negatif. Pendeta muda itu memilih yang negatif, sehingga bukan hanya gagal meraih apapun, tapi justru membuang waktu secara percuma dan menyia-nyiakan hidupnya.
· Kendatipun hanya mengucapkan 2 patah kata setiap 10 tahun, pendeta itu hanya mengeluh dan memikirkan hal - hal yang sepele.

HADIAH SANG AYAH

HADIAH SANG AYAH

Seorang pemuda sebentar lagi akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford.
Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya.

Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.

Diapun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya.

Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.

Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,.. . bukan sebuah kunci! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya.

Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Alkitab yang bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas.Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak,"Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku?"Lalu dia membanting Alkitab itu dan lari meninggalkan ayahnya.
Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses.
Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang.
Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri.
Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia.

Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.

Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu.

Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek terhadap ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu.

Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alkitab itu, masih terbungkus dengan kertas yangsama beberapa tahun yang lalu.Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alkitab itu, ia membuka Alkitab tersebut dan mulai membalik-balik halamannya. Ayahnya menggaris dengan rapi sebuah ayat, Matius 7:11."Dan kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, masakan Bapa-mu yang di sorga tidak akan memberikan apa yang kamu minta kepada-Nya?"Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alkitab itu.
Dia memungutnya. . sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan!
Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.

Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang ters eny um bangga.
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa m eny esalnya yang takmungkin diobati...

HOW MANY TIMES DO WE MISS GOD'S BLESSINGS BECAUSE WE CAN'T SEE PAST OUR OWN DESIRES?

HATI SEORANG AYAH


HATI SEORANG AYAH


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah ,mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian harikian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda. Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawabanAyahnya.
Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku,kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya,membuat anak wanita itu tambah kebingungan. Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi diatetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membantingtulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya.
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenagaperkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalahdisaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil darijerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akanmembuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpaadanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dankesakitan kerap kali menyerangnya. ""Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuangdemi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapunjuga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukaihatinya.
Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindunganrasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhanperasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedangmenepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi &mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikanpengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwaIstri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yangbaik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapiperjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkalikebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepadaIstri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi sertasaling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwaLaki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari &menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia &BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-lakiyang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusahamencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya,keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagaiPemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakandengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki olehlaki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia& Akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut &berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya.
" AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU,AYAH."Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begituagung,tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...
WithLoveto All Father " JIKA KAMU MENCINTAI Ayah mu / sekarang merasa sebagai AYAH KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANGLAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGIAYAHNYA & Dan Mencintai Kita Sebagai Seorang Ayah". Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yangterbaikuntuknya.... ......... ......... ......... .....Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yangterbaik Buat keluarga Kita............... .

NERAKA DAN SURGA

NERAKA DAN SURGA

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”.
Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan...
Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.
Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.
Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.
Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.
Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”

Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”
“Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri”

MENGELUH


MENGELUH

Sumber : Tidak teridentifikasi, tapi biarlah saya post-kan disini buat kita semua.............

Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa waktu lalu saya berkumpul dengan teman-teman lama saya. Seperti biasanya kami membicarakan mengenai pekerjaan, pasangan hidup, masa lalu, dan berbagai macam hal lainnya.
Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing seolah-olah siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat.

'Bos gue kelewatan masa udah jam 6 gue masih disuruh lembur, sekalian aja suruh gue nginep di kantor!'
'Kerjaan gue ditambahin melulu tiap hari, padahal itu kan bukan 'job-des' gue'
'Anak buah gue memang bego, disuruh apa-apa salah melulu'.

Kita semua melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.
Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman baik saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia pindah kerja dan setiap kali dia bekerja di tempat yang baru, dia selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya.
Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai dia belajar untuk tidak mengeluh. Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur. Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri. Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ? Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra. Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan tambahan. Bersyukurlah karena Anda telah diberikan kepercayaan oleh atasan Anda, mungkin dengan Anda lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan promosi lebih cepat dari yang Anda harapkan. Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda karena Anda terlalu sibuk mengeluh.

Try it now:
1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari. Bersyukurlah atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang dapat Anda syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatan Anda.
2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.

3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan lihatlah perubahan dalam hidup Anda. 'Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri.'

P.S.: Saya bersyukur karena Anda telah membaca post ini dan saya akan lebih bersyukur lagi jika Anda mengirimkan post ini melalui email ke rekan-rekan Anda sehingga Anda juga dapat bersyukur karena telah membuat orang lain bersyukur. Terimakasih.

SALAH PENGERTIAN

SALAH PENGERTIAN

cerita yang saya dapatkan dari seorang teman yang dikirimkan melalui email saya, tidak salah saya menuliskannya kembali disini..........
ini adalah seklumit cerita tentang salah pengertian yang muncul dalam kehidupan.....apakah dalam kehidupan kita sendiri pernah muncul seperti ini dalam bentuk kasus lain??? Ahh, hanya kitalah yang lebih tahu.....semoga ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita.

Sebuah kisah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.
Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka, tetapi segalanya sudah terlambat.
Membawa nenek utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah mengkhianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah, saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama.

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah. Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya.
Suami berdiri di depan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari, tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata: "Mari,kita jemput nenek di kampung". Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang, ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan. Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.

Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek: "Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira". Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa: "Ibu, ini kebiasaan orang kota , lambat laun ibu akan terbiasa juga."
Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya, ini berapa. Setiap aku jawab dia selalu berdecak dengan suara keras. Suamiku memencet hidungku sambil berkata: "Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang>sebenarnya."

Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.

Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin>repot, misalnya: dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.
Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur.

Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam>harinya, dia segera masuk ke kamar sambil membanting pintu dan menangis. Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata: "Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan piring itu bisa membuatmu mati?"
Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama, suasana menjadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?
Demi menjaga suasana pagi hari agar tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami berkata:"Luci, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata:"Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi". Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.
Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut. Setelah agak reda, aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam, diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata.
Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian! Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh…… suamuamiku segera mengejarnya keluar rumah.

Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek. Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan.
Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Luci, sebaiknya kamu periksa ke dokter". Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?
Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi.
Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan.
Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk? Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata>sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku>nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku.
Sungguh lelaki yg sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.

Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada dirumah sakit. Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek ygterbujur kaku.. Sambil menangis aku menjeritdalam hati: "Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?"
Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.

Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika........ .... dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.
Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam
pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku.

Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin>larut malam. Suasana tegang didalam rumah.
Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah cafe, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi. Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jantungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian.
Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi.

Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi..... ...., semua berlalu begitu saja.

Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.

Suatu hari pulang kerja, aku melihat dia duduk didepan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya: "Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya". Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar. Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya."Luci, kamu hamil?" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yg mengalir keluar dengan derasnya. Aku menjawab: "Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi". Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yg sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata: "Maafkan aku, maafkan aku".Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya. Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pemberian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.

Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa........ , itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yg aku miliki?

Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba>terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya…ΓΆΓΆ€¦ aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit seperti saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjizat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.

Aku tidak lagi peduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer. Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara…… Sebuah surat yg sangat sangat panjang ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anakkami. "Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku.. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah. "Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun-tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai".

Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK , SD , SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku. "Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau >menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita.. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya".

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaringlemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya". Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum... .......anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata........ .........
Teman2 terkasih, aku sharing cerita ini kepada kalian, agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini. Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini: "Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati". Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.

KOMITMEN


KOMITMEN
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami menerima istrinya dengan segala kekurangan dan kelemahannya tanpa menghakimi. Bersyukur ketika istrinya tampil menawan, dan sama bersyukurnya ketika sang istri mengenakandaster dengan wajah berminyak tanpa make-up. Bersyukur ketika bentuk tubuhsang istri berubah setelah melahirkan, dan tetap mengecupnya sayang sambilbilang, "Kamu cantik."
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami tidak membongkarkelemahan istrinya pada orang lain. Sebaliknya, menutupi rapat-rapat setiap kekurangan itu dan dengan bangga bertutur bahwa sang istri adalah anugerah terindah yang pernah hadir dalam hidupnya.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri menunggui suaminya pulang hingga larut malam, membuatkan teh hangat dan makanan panas, dan tetap terbangun untuk menemani sang suami bersantap serta mendengarkan cerita-ceritanya yang membosankan di kantor.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri bertahan ketika suaminya jatuh sakit, dan dengan sukacita merawatnya setiap hari. Menghiburnya,menemaninya, menyuapinya, memandikannya, membersihkan kotorannya.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri terus mendampingi suaminya tanpa mengeluh atau mengomel. Sebaliknya, dengan setia tetap mendukung dan menyemangati meski sang suami pulang ke rumah dengan tangan kosong, tanpa sepeser uang pun.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat sepasang suami istri memutuskan untuk terus mengikatkan diri dalam pernikahan, dengan tulus dan sukacita, meskipun salah satu dari mereka tidak bisa memberikan anak.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat putra pelaku kriminal berkata kepada Ayahnya, "Saya percaya pada Papa.. Papa tetap yang terbaik."
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang yang bergelar S3 dengan jabatan direktur perusahaan multinasional pulang ke rumah orangtuanya, mencium mereka dengan hormat, serta memanggil mereka 'Ayah' dan 'Ibu'.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang Ayah menerima kembali anaknya yang telah menyakiti dan meninggalkannya begitu rupa dengan tangan terbuka, memeluknya dan melupakan semua kesalahan yang pernah dilakukan si anakterhadapnya.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang Ibu mengelus sayang anak yang pernah mencacinya, dan tetap mencintainya tanpa syarat.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang mengulurkan tangan kepada sahabatnya yang terjerembab, menariknya berdiri dan membantunya berjalan tanpa mengatakan, "Tuh, apa kubilang! Makanya."
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang pekerja menyelesaikan tanggungjawabnya dengan baik, sekalipun tugas itu amat berat dan upah yang diperoleh tidak sepadan.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan tujuannya, sekalipun semua orang meninggalkannya.
  • Komitmen adalah sesuatu yg membuat seseorang rela meninggalkan segala sesuatu yg berharga demi memenuhi panggilan hidupnya, walau harga yg harus dibayar tidak sedikit dan medan yg ditempuh tidak ringan.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dankonsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses.
  • Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang berani setia dan percaya,meski harapannya tidak kunjung terpenuhi dan tidak ada yang dapat dijadikan jaminan olehnya.
  • Komitmen adalah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahanmaupun keterbatasan lahiriah, karena ketika kita berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah 'mati' terhadap kepentingan diri sendiri..